MAKALAH BIOLOGI
Siklus PEMBELAHAN SEL
Di susun oleh : Kelompok IV
Nama :
1. Angesti Cahyani
2. Donny Prastyo
3. Fiditya Juitasari
4. Irma Susilawati
5. Moch. Adhi Widjoyono
6. Nurul Rachma Sari
7. Rizka Rahfiyana
8. Sucia Nuraeny
9. Wulan Maulina
Kelas : I A
Dosen pembimbing : Retno
Martini Widhyasih, S.Si.
PRODI
KEPERAWATAN KIMIA 17
JURUSAN
KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME,
yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Biologi ini dengan judul ‘‘SIKLUS PEMBELAHAN
SEL”
Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha
untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan,
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Ibu
Dra. Estu Lestari, M.M. selaku penanggung jawab mata kuliah Biologi.
2.
Ibu Retno Martini Widhyasih, S.Si. selaku dosen pembimbing mata
kuliah biologi.
3.
Orang Tua yang turut membantu dan mendukung terselesaikannya makalah ini.
4.
Kelompok yang telah bekerja sama dalam pembuatan makalah ini.
5. Literatur yang ada di Internet yang
menambah wawasan.
Selanjutnya penyusun mengucapkan terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Apabila banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi
penulis mohon maaf sebesar- besarnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna
bagi pembaca yang budiman.
Jakarta, 25 Oktober 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A . LATAR
BELAKANG
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam
dua sel anak. Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung
’amitosis’ dan pembelahan secara tidak langsung ’mitosis dan meiosis’.
Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang
kali darin pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel, siklus
sel terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis.
Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda melakukan
pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada
yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah
melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel germinatikum kulit mampu
melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel-sel yang
rusak atau mati. Akan tetapi sel-sel yang ada pada organ hati melakukan
pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf yang
sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara
itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam
hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu beberpa jam saja dapat dihasilkan
ribuan, bahan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa bersel tunggal
mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba,
paramecium, didinum, dan euglena.
Amitosis adalah pembelahan inti secara langsung diikuti dengan pembelahan
sitoplasma. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan
pembelahan sel pada eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung
secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi materi
genetic, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului dengan
pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian dinamakan
amitosis, amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan
kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua
sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Meiosis adalah salah satu
cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri pembelahan secara meiosis adalah:
ü
Terjadi di
sel kelamin
ü Jumlah sel anaknya 4
ü Jumlah kromosen 1/2 induknya
ü
Pembelahan
terjadi 2 kali
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan
nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi
pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada
meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan meiosis I dan
pembelahan meiosis II.
B . RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana pembelahan sel prokariotik dan sel eukariotik?
2.
Bagaimana pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis?
3.
Bagaimana siklus pada sel?
C . TUJUAN
1.
Untuk mengetahui pembelahan sel prokariotik dan sel
eukariotik.
2.
Untuk mengetahui pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis.
3.
Untuk mengetahui siklus sel.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMBELAHAN SEL
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam
dua sel anak. Pada organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari satu sel
tunggal. Pembelahan sel juga merupakan suatu proses dimana jaringan-jaringan
yang telah rusak diganti dan diperbaiki. Sel mempunyai kemampuan untuk
memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan. Pada hewan uniseluler cara ini
digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada hewan multi seluler cara ini
digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel gamet
untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu
baru.Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung ’amitosis’
dan pembelahan secara tidak langsung ’mitosis dan meiosis’.
1.
Pembelahan Sel pada Prokariotik
Pada sel prokariotik, materi genetik
tersebar didalam suatu badan serupa inti yang tidak dikelilingi oleh membran.
Mikroorganisme yang prokariotik, misalnya bakteri dan alga hijau-biru. Proses
pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada
eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang
meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetik, pembagian kromosom, dan
pembelahan sitoplasma yang didahului dengan pembentukkan dinding sel baru.
Proses pembelahan yang demikian dinamakan amitosis. Amitosis adalah pembelahan
sel secara langsung tanpa melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Ciri-ciri sel prokariotik adalah bahan genetik (DNA) tidak terstruktur
dalam bentuk nukleus, DNA terdapat pada nukleolit yang tidak terselubungi oleh
membran. Secara umum sel prokariotik memiliki ukuran yang lebih kecil
dibandingkan dengan sel eukariotik. Setiap prokariotik merupakan sel tunggal,
tetapi akan sering terlihat dalam tipe rantai, agregat, atau kelompok sel yang
jumlahnya ratusan.
2.
Pembelahan Sel pada Eukariotik
Pada
sel-sel eukariotik, hal pembagian material genetik secara persis sama adalah
lebih kompleks. Sebuah sel eukariotik mengandung kira-kira 1000 kali lebih
banyak DNA dibanding sebuah sel prokariotik. Disamping itu, DNA ini berbentuk
linea, membentuk sejumlah kromosom yang jelas berbeda. Sebagai contoh, sel-sel
somatik (tubuh) manusia mempunyai 46 kromosom, masing-masing berbeda satu sama
lainnya. Pada saat sel-sel ini membelah, setiap sel anak harus menerima satu
duplikat dan hanya satu dari setiap 46 kromosom. Disamping itu, sel-sel
eukariotik mengandung berbagai macam organela dan ini juga harus dibagi secara
merata diantara sel-sel anak. Pada sel eukariotik memiliki inti sel yang sangat
kompleks dengan selubung inti yang terdiri dari dua membran. Sel-sel pada tubuh
hewan dan tumbuhan termasuk dalam golongan sel eukariotik. Mikroorganisme yang
eukariotik, misalnya protozoa, protista, dan semua jamur.
3.
Macam-macam
Pembelahan Sel
Ada dua
jenis pembelahan sel, pembelahan langsung(amitosis) dan tak langsung.
Pembelahan langsung terjadi pada organisme bersel satu, misal Amoeba sp.
Sedangkan pembelahanan langsung terjadi pada organisme bersel banyak, misal
manusia. Pembelahan tak langsung dibagi dua, mitosis dan meiosis.
1) Pembelahan amitosis ( langsung)
2) Pembelahan tak langsung:
a) Pembelahan mitosis
b) Pembelahan meiosis (pembelahan reduksi)
B. PEMBELAHAN AMITOSIS
Definisi amitosis adalah penggabungan dari kata a =
tidak, mitos = benang jadi amitosis adalah proses pembelahan sel secara
langsung dan dan sederhana, yang didahului dengan pembelahan inti tanpa
pembentukan benang-benang kumparan sperma (kromosom). Pembelahan amitosis
merupakan pembelahan sel yang tidak melalui urutan tahap-tahap tertentu. Pada
amitosis, inti terpecah menjadi dua bagian dan biasanya tidak diikuti oleh
pembagian sitosom. Amitosis jarang terjadi, dan hanya ditentukan pada sel-sel
khusus yang berspesialisasi atau sel yang sedang berdegenerasi. Sel yang
berspesialisasi itu contohnya pada sel yang sedang mengalami proses subdivision
nuclear, menghasilkan anak inti pada permukaan inti yang asli. Proses itu
berlangsung pada proses pembagian inti dan menghasilkan sel yang berinti
banyak, sehingga prose situ jarang tersangkut dengan reproduksi sel. Pada
pembelahan ini nukleus langsung membelah menjadi dua lalu didistribusikan pada
sel anak tanpa didahului oleh pembentukan benang spindel, peleburan membran
inti, penampakan kromosom, atau ciri lain.Amitosis juga terjadi pada
makhluk-makhluk bersel satu seperti misalnya amoeba, paramecium, atau alga biru.
C. PEMBELAHAN MITOSIS
Definisi mitosis,
mitosis juga disebut kariokinesis, adalah proses pembelahan sel secara tidak
langsung, karena pembelahan inti didahului dengan pembentukan benang-benang
kumparan sperma. Cara ini biasa berlangsung pada sel somatic dan sel nutfah
(germ cell). Mitosis didahului dengan menghilangnya inti sebagian benda
definitive (real) kemudian disusul dengan pembagian yang sebenarnya dari
bagian-bagian sel utamanya.
Mitoses terdiri dari 4 tahap (fase) tetapi seluruhnya harus dipikirkan sebagai satu proses yang berkesinambungan yaitu didahului dengan sel istirahat dan diakhiri dengan terjadinya 2 sel anak yang berdiri sendiri-sendiri. Proses mitosis itu sama baik pada sel hewan maupun pada sel tumbuhan, walaupun ada sedikit perbedaan pada jenis-jenisnya. Empat fase itu adalah profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Antara satu mitosis ke mitosis berikutnya terdapat suatu tahap yang disebut tahap istirahat (interfase). Pada saat itu nucleus “beristirahat” untuk siap mengadakan pembelahan berikutnya.
Mitoses terdiri dari 4 tahap (fase) tetapi seluruhnya harus dipikirkan sebagai satu proses yang berkesinambungan yaitu didahului dengan sel istirahat dan diakhiri dengan terjadinya 2 sel anak yang berdiri sendiri-sendiri. Proses mitosis itu sama baik pada sel hewan maupun pada sel tumbuhan, walaupun ada sedikit perbedaan pada jenis-jenisnya. Empat fase itu adalah profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Antara satu mitosis ke mitosis berikutnya terdapat suatu tahap yang disebut tahap istirahat (interfase). Pada saat itu nucleus “beristirahat” untuk siap mengadakan pembelahan berikutnya.
Pembelahan mitosis merupakan
pembelahan sel yang melalui tahap-tahap pembelahan tertentu, yaitu: profase,
metafase, anafase, dan telofase (PMAT). Pembelahan ini memiliki ciri sebagai
berikut:
1)
terjadi
pada pembelahan sel tubuh (somatis).
2)
bertujuan
untuk pertumbuhan dan regenerasi.
3)
menghasilkan
dua sel anak yang identik dengan sel induk semula (diploid menjadi
diploid/haploid menjadi haploid).
4)
berlangsung
dalam satu kali PMAT.
Tahap-tahap yang berlangsung pada
pembelahan mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase : Tahap ini
merupakan fase pembelahan mitosis yang paling lama dan paling banyak
memerlukan energi. Peristiwa yang berlangsung selama profase adalah sebagai
berikut:
Ø benang kromatin menjadi
kromosom, lalu kromosom mengganda menjadi dua kromatid tetapi masih melekat
dalam satu sentromer.
Ø membran inti dan nukleolus
lenyap.
Ø sentrosom memisah menjadi
dua sentriole, dan diantaranya terbentang benang spindel.
|
2. Metafase : Pada tahap
ini kromosom terletak berjajar pada bidang ekuator. Bagian sentromer kromosom
berikatan dengan kinetokor yang berhubungan dengan benang spindel. Pada fase
ini kromosom tampak paling jelas terlihat sehingga jumlahnya mudah
diidentifikasi. Metafase adalah tahap yang memerlukan energi terkecil dan
waktu yang paling singkat.
|
|
3. Anafase : Saat anafase
sentromer membelah, lalu benang spindel menarik kromosom menuju kutub sel
yang berlawanan. Pergerakan kromosom tersebut dipengaruhi oleh enzim dynein.
|
|
4. Telofase : Pada tahap
ini terjadi peristiwa sebagai berikut:
Kromosom berubah menjadi benang
kromatin
Membran inti dan nukleolus terbentuk
kembali
Terjadi sitokinesis (pembagian
sitoplasma) sehingga dihasilkan dua sel yang identik dengan sel semula
|
D.PEMBELAHAN MEIOSIS
Meiosis adalah
proses pembelahan sel di mana jumlah kromosom per sel ,dibelah dua. Sebelum
dimulai, DNA dalam sel asli diduplikasi selama beberapa fase dari siklus sel.
Meiosis memisahkan kromosom kemudian direplikasi menjadi empat gamet haploid
atau spora. Jika menghasilkan gamet, sel-sel ini harus aman selama pembuahan
untuk membuat sebuah sel diploid baru atau zigot. Pada tumbuhan, meiosis
menghasilkan spora yang menghasilkan pembentukan sel-sel haploid. Tahapan yang
terlibat dalam meiosis adalah meiosis I, profase I, metafase I, anafase aku,
telofase I dan meiosis II. Meiosis diperlukan untuk reproduksi seksual dan oleh
karena itu terjadi di semua eukariota yang bereproduksi secara seksual. Meiosis
tidak terjadi dalam archaea atau bakteri karena mereka bereproduksi secara
aseksual melalui proses pembelahan biner. Jenis pembelahan sel
melibatkan sel telur dan sperma, yang 'gamet', dengan masing-masing sel berisi
dua salinan dari setiap kromosom, satu dari ibu dan yang lainnya dari ayah,
yang pada gilirannya menghasilkan empat sel gamet, yang memiliki salinan
masing-masing kromosom. Kromosom ini memiliki campuran DNA ayah dan ibu,
memastikan bahwa keturunan, berbeda dalam kerangka genetik orang tua yang baik.
Seperti
halnya mitosis, meiosis merupakan pembelahan sel secara tidak langsung melalui
dua tahapan meiosis I dan meiosis II, tanpa melalui interfase.
Secara
ringkas ciri-ciri setiap tahapan dalam meiosis I dan meiosis II seperti
dijelaskan dalam bentuk table berikut.
Tabel
Ciri-ciri tahapan dalam meiosis 1 dan meiosis 2
No
|
Tahapan
|
Sub tahap
|
Ciri-ciri utama
|
Ket
|
1
|
Meiosis 1
|
Profase I
|
· Benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom (=
leptonema )
· Setiap kromosom homolog ( bivalen ) bergandengan
(=zigonema )
· Tiap bagian kromosom homolog mengganda membentuk tetrad
(=pakinema)
· Kromatid dari setiap belahan kromosom memendek dan
membesar (=diplonema )
· Sentriol membelah dua, muncul benang gelendong, membrane
inti dan nucleolus menghilang (=diakinesis )
|
|
Metaphase I
|
· Setiap tetrad berada pada bidang metaphase/dataran
metaphase
|
|||
Anaphase I
|
· Masing-masing tetrad memisahkan diri dari pasangannya,
dan bergerak menuju kea rah dua kutub yang berlawanan
|
|||
Telofase I
|
· Masing-masing tetrad semakin mendekati kutub
· Membrane sel dan nucleolus mulai dapat diindera
· Terbentuk bidang pembelahan pada bagian tengah-tengah sel
· Kromatid meregang membentuk benang-benang kromatin
· Terbentuk 2 sel anak dengan jumlah kromosom sama dengan
induknya
|
|||
Tanpa adanya interfase, 2 sel anak yang terbentuk akan melanjutkan ke tahap
meiosis II.
|
||||
2
|
Meiosis II
|
Profase II
|
· Benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom
· Setiap kromosom homolog / bivalen bergandengan
· Kromosom tidak mengganda
· Sentriol membelah dua, muncul benang gelendong, membrane
inti dan nucleolus menghilang
|
|
Metaphase II
|
· Setiap pasangan kromosom homolog berada pada bidang
metaphase/dataran metaphase
|
|||
Anaphase II
|
· Masing-masing kromosom memisahkan diri dari pasangannya,
dan bergerak menuju kea rah dua kutub yang berlawanan
|
|||
Telofase II
|
· Masing-masing kromosom semakin mendekati kutub
· Membrane sel dan nucleolus mulai dapat diindera
· Terbentuk bidang pembelahan pada bagian tengah-tengah sel
· kromosom meregang membentuk benang-benang kromatin
· Terbentuk 4 sel anak dengan jumlah kromosom sama dengan
induknya
|
E. PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS
Aspek yang dibedakan
|
Mitosis
|
Meiosis
|
Tujuan
|
Untuk pertumbuhan
|
Sifat mempertahan-kan diploid
|
Hasil pembelahan
|
2 sel anak
|
4 sel anak
|
Sifat sel anak
|
diploid (2n)
|
haploid (n)
|
Tempat terjadinya
Pada
mahkluk hidup multiseluller ( bersel banyak ) dengan tipe sel eukariota
terjadi dua macam pembelahan sel / reproduksi sel yaitu mitosis
dan meiosis. Keduanya merupakan pembelahan yang terjadi secara bertahap.
Meskipun
demikian keduanya memiliki perbedaan.
Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain :
1.
Mitosis
bertujuan untuk perbanyakan sel untuk proses pertumbuhan,sedangkan meiosis
membentuk sel gamet ( pada hewan dan tumbuhan berbiji ) dan spora pada
tumbuhan berspora dam brfungsi mengurangi jumlah kromosom agar keturunan
mempunyai jumlah kromosom yang sama dari generasi ke generasi
2.
Mitosis
terjadi di jaringan meristematis ( pd tumbuhan di ujung akar dan batang
), sedangkan meiosis terjadi di dalam organ kelamin
jantan dan betina
3.
Mitosis
berlangsung melalui tahapan : profase-metafase-anafase dan telofase diselingi
oleh interfase, sedangkan meiosis berlangsung melalui
tahapan : profase I – metafase I – anafase I – telofase I – profase II –
metafase II – anafase II – telofase II tanpa interfase
4.
Pada
meiosis 1 sel induk mengalami satu kali pembelahan , sedangkanpada
meiosis 1 sel induk mengalami dua kali pembelahan.
5.
Pada
mitosis 1 sel induk akan menghasilkan 2 sel anak yang memiliki jumlah
kromosom sama dengan jumlah kromosom sel induk, sedangkanpada
meiosis 1 sel induk akan menghasilkan 4 sel anak dengan jumalh kromosom
separuh dari jumlah kromosom sel induk
6.
Pada
mitosis sel anak bersifat diploid
(2n), sedangkan pada meiosis sel anak
bersifat haploid ( n ).
|
sel somatis
|
sel gonad
|
F. SIKLUS SEL
Siklus sel
merupakan serangkaian kejadian dengan urutan tertentu berupa duplikasi kromosom
sel dan organel didalamnya yang mengarah ke pembelahan sel. Pada eukariotik
(sel bernukleus), proses perbanyakan atau sintesis bahan genetik terjadi
sebelum berlangsungnya proses pembelahan sel, mitosis atau meiosis.
Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat
sejumlah besar DNA di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil
duplikasi tersebut hingga terjadi dua sel baru yang identik.
Siklus sel yang berlangsung kontinu dan berulang (siklik), disebut proliferasi. Keberhasilan sebuah proliferasi
membutuhkan transisi unidireksional dan teratur dari satu fase
siklus sel menuju fase berikutnya. Jenjang reaksi kimia organik yang terjadi seyogyanya diselesaikan
sebelum jenjang berikutnya dimulai. Sebagai contoh, dimulainya fase mitosis sebelum selesainya tahap replikasi DNA
akan menyebabkan sel tereliminasi.
Di antara mitosis
pertama dan mitosis berikutnya terdapat interfase. Saat interfase sel tidak
membelah melainkan aktif melakukan metabolisme untuk pertumbuhan dan
pembentukan energi untuk pembelahan mitosis berikutnya. Interfase tidak
termasuk dalam tahap PMAT dan dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:
G1 (gap 1) :
merupakan akhir mitosis dan awal sintesis (presintesis), pada fase ini sel
mulai tumbuh membesar
S (sintesis) :
terjadi duplikasi organel dan sintesis DNA, pada tahap ini sel aktif melakukan
metabolisme, tumbuh, dan berkembang
G2 (gap2) :
merupakan akhir fase sintesis (postsintesis) dan awal dari mitosis berikutnya
Demikian
seterusnya, setelah selesai melakukan pembelahan pada tahap mitotik, sel akan
masuk interfase, dilanjutkan mitosis lagi, dan seterusnya. Hampir pada setiap
kasus misalnya pembelahan sel untuk penyembuhan luka (regenerasi), sel akan
berhenti membelah manakala luka telah sembuh. Itulah salah satu kehebatan sel.
Tahu kapan harus membelah, dan tahu kapan harus berhenti. Sel yang tahu diri
untuk berhenti dari pembelahan akan masuk ke fase G0 atau fase stationer. Pada
tahap ini sel tidak akan melakukan pembelahan. Jika terjadi luka, sel segera
memasuki fase G1 untuk melakukan pembelahan. Sel yang tidak tahu diri, harusnya
masuk G0 tetapi nekat masuk ke G1, itulah yang disebut sel tumor atau kanker.
Sel yang mempunyai
kemampuan membelah adalah sel "muda" atau sel immature yang belum
memiliki fungsi tertentu. Pada kondisi lingkungan yang mendukung sel akan
memasuki siklus sel dan menghasilkan 2 sel identik. Sel yang tidak lagi
membelah akan keluar dari siklus dan berdeferensiasi menjadi sel yang mature
dengan struktur dan fungsi tertentu.
Pada dasarnya
siklus sel terdapat 2 fase utama yaitu fase S (DNA sintesis) dan fase M
(Mitosis). Pada fase S terjadi duplikasi kromosom, organele dan protein
interseluler dan pada fase M terjadi pemisahan kromosom dan pembelahan sel.
Sebagian besar sel memerlukan waktu ekstra untuk proses sintesis sehingga pada
siklus sel terdapat ekstra fase Gap yaitu Gap 1 antara fase M dan fase S serta
Gap 2 antara fase S dan Mitosis. Hal ini mendasari pembagian fase menjadi 4
fase yaitu Fase G1, Fase S, Fase G2 (ketiganya disebut Interfase) dan fase M
(mitosis dan sitokinesis). Interfase adalah fase istirahat, sel ini sebenarnya
sangat aktif secara biokimia walaupun terlihat tidak ada perubahan morfologi
(waktu lama, 23 jam dalam 1 siklus 24 jam). M phase (mitosis) merupakan inti
dari siklus sel dan secara morfologi terjadi perubahan yang jelas teramati
berupa kromosom yang tertarik ke kutub, sitogenesis dan akhirnya sel terbagi
menjadi dua (waktu cepat, 1 jam dalam 1 siklus 24 jam).
Fase Gi dan G2 bukan hanya sebagai ekstra waktu proses sintesis namun juga berperan sebagai ekstra waktu bagi sel untuk memonitor kondisi lingkungan internal dan eksternal sebelum masuk ke fase S dan M. Jika kondisi lingkungan tidak mendukung maka sel berhenti berprogress pada G1 dan bahkan memasuki kondisi resting state pada Go (G zero). Go ini dapat berlangsung selama berhari-hari, bertahun-tahun atau sampai sel mati. Jika kondisi lingkungan mendukung dan terdapat sinyal untuk tumbuh maka sel akan memulai proses pada suatu titik akhir G1 yang disebut titik "Start". Setelah melalui titik ini sel akan mulai masuk fase S ditandai dengan Replikasi DNA yang terus berlangsung bahkan walau signal pertumbuhan dan pembelahan sudah tidak ada.
Fase Gi dan G2 bukan hanya sebagai ekstra waktu proses sintesis namun juga berperan sebagai ekstra waktu bagi sel untuk memonitor kondisi lingkungan internal dan eksternal sebelum masuk ke fase S dan M. Jika kondisi lingkungan tidak mendukung maka sel berhenti berprogress pada G1 dan bahkan memasuki kondisi resting state pada Go (G zero). Go ini dapat berlangsung selama berhari-hari, bertahun-tahun atau sampai sel mati. Jika kondisi lingkungan mendukung dan terdapat sinyal untuk tumbuh maka sel akan memulai proses pada suatu titik akhir G1 yang disebut titik "Start". Setelah melalui titik ini sel akan mulai masuk fase S ditandai dengan Replikasi DNA yang terus berlangsung bahkan walau signal pertumbuhan dan pembelahan sudah tidak ada.
Jenjang reaksi yang terjadi pada siklus sel, sangat mirip dengan
relasi substrat-produk dari sebuah lintasan metabolik.
Produk dari sebuah jenjang reaksi akan berfungsi sebagai substrat pada jenjang berikutnya, demikian pula
dengan laju reaksi jenjang yang pertama akan menjadi batas maksimal laju reaksi
pada jenjang berikutnya.
Transisi antara jenjang reaksi ditentukan oleh lintasan pengendali
ekstrinsik dan intrinsik yang terdiri dari beberapa cekpoin, sebagai konfirmasi
selesainya reaksi pada suatu jenjang sebelum jenjang berikutnya dimulai. Kedua
lintasan kendali dapat memiliki cekpoin yang sama.
Lintasan kendali instrinsik akan menentukan setiap tahap berjalan
sebagaimana mestinya. Fasa S, G2 dan M pada sel mamalia dikendalikan oleh lintasan ini, sehingga
waktu yang diperlukan untuk fase tersebut, tidak jauh bervariasi antara satu
sel dengan sel lain.
Lintasan kendali ekstrinsik akan berfungsi sebagai respon terhadap
kondisi di luar sel atau telisik defisiensi sel. Defisiensi lintasan kendali
intrinsik seringkali menyebabkan kanker. Penyimpangan pada
protein yang mengendalikan cekpoin siklus fase sering ditemukan pada penderita
kanker.
G. FASA PADA SIKLUS SEL
Pada sel prokariota yang
tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu proses yang disebut
pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki inti sel, siklus
sel terbagi menjadi dua fase fungsional, fase S dan M, dan fase persiapan, G1
dan G2:
- Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh
manusia membutuhkan waktu sekitar 8 jam
untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah
bersama dengan dua nuklei masing-masing guna proses mitosis pada fase M.
- Fasa M (mitosis)
Fase mitosis terdiri dari profase, prometafase, metaphase, anaphase dan telofase. Tahapan pembelahan inti ini masing-masing tidak sama waktunya. Fase mitosis atau fase pembelahan terdiri dari karyokinesis atau pembelahan nukleus dan sitokinesis atau pembelahan sitoplasma.
Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di
mana terjadi pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas).
Pada mitosis, sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam
fase M terjadi beberapa jenjang fase, yaitu:
a) Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan pemintalnya. Pada saat ini kromosom
terlihat di dalam sitoplasma.
Pada
periode profase terjadi perubahan pada nukleus dan
sitoplasma.Pada nukleus, nukleuli menghilang.Serabut-serabut kromatin menjadi
lebih menggulung rapat dan melipat sehingga kian pendek dan tebal berubah
menjadi kromosom, yang besar dan tampak jelas. Kromosom kemudian berduplikasi
menjadi dua kromatid anak yang sama, dan kemudian bergabung pada sentromer.
Spindle mitosis terbentuk di sitoplasma, tersusun dari mikrotubul dan bergabung
dengan protein, tersusun teratur di antara dua sentrosom. Selama profase
sentrosom bergerak berlawanan satu sama lain dan nampaknya bergerak sepanjang
permukaan inti melalui pemanjangan berkas mikrotubul diantara dua sentrosom.
b) Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut
dan kromosom yang mengandung 2 kromatid
mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial (piringan metafase).
Menjelang
metafase, beberapa ujung mikrotubul
gelendong mitotic menempel pada setiap kinetokor yang berada di
dekatnya.Membran inti terpotong-potong. Mikrotubul dari spindle sekarang dapat
masuk ke dalam inti dan berhubungan dengan kromosom yang telah menjadi lebih
padat. Berkas mikrotubul dinamakan serabut spindel, yang meluas dari setiap
kutub kearah ekuator sel. Setiap kromatid dari kromosom kini memiliki struktur
khusus yang dinamakan kinetokor, yang terletak pada daerah sentromer.Mikrotubul
yang menambat pada kinetokor dinamakan mikrotubul-kinetokor.Struktur ini
menyebabkan kromosom bergerak. Mikrotubul yang lain, mikrotubul-nonkinetokor,
tersusun radier dari kutub menuju ke ekuator sel tanpa menambat pada kromosom.
c) Metafase. Kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial
mencapai titik puncaknya.
Pada
metaphase, mikrotubul kinetokor memegang
peranan penting yaitu mengatur letak dan arah kromosom terhadap sumbu gelendong
mitotic dan mengatur dan menggerakkan kromosom ke bidang ekuatorial.Sentrosom
berada pada kedua kutub sel yang berlawanan. Kromosom berada pada bidang
metaphase, bidang yang mempunyai jarak yang sama antara spindle kedua kutub.
Spindel sentromer dari semua kromosom lurus satu sama lain pada bidang
metaphase. Untuk setiap kromosom, kinetokor dari permukaan kromatid anak
berlawanan kutub sel. Karena itu kromatid yang sama dari setiap kromosom
menambat pada mikrotubul-kinetokor yang tersusun radier dari kutub yang berlawanan dari sel induk.
d) Anafase. Tiap sentromer
mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-masing kromosom tertarik menuju
pemintal kutub.
Pada
anafase terjadi pemisahan kromatida
kromosom.Pada fase ini terjadi tarikan ke kutub sehingga kromatid
terpisah.Sentromer dari setiap kromosom mengganda, sehingga setiap kromatid
memiliki sentromer sendiri-sendiri.Setiap kromatid sekarang dianggap sebagai
calon kromosom.Spindle mulai menggerakkan kromatid menuju kutub sel yang berlawanan.Hal
ini dikarenakan mikrotubul kinetokor menambat pada sentromer.Mikrotubul
kinetokor memendek ketika kromosom mendekati kutub sel. Pada saat yang
bersamaan kutub dari sel juga bergerak lebih jauh. Akhir dari anafase kedua
kutub sel sama jaraknya dan merupakan kumpulan dari kromosom.
e) Telofase. Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami
dekondensasi, diikuti dengan terbentuknya kembali membran inti sel dan
sitoplasma perlahan mulai membelah.
Pada
fase telofase, mikrotubul nonkinetokor selalu
memanjang dan anak inti mulai terbentuk pada kedua kutub sel, dan kromosom
berada dalam keadaan terhimpun.Membran inti terbentuk dari potongan-potongan
membran inti sel induk dan bagian lain dari system endomembran.
Sitokinesis terjadi pada saat anaphase dan telofase.Pada sel hewan, tanda pertama yang terlihat adalah melekuknya selaput sel selama anaphase.Pelekukan terjadi di daerah sekat metaphase atau bidang ekuatorial.
Sitokinesis terjadi pada saat anaphase dan telofase.Pada sel hewan, tanda pertama yang terlihat adalah melekuknya selaput sel selama anaphase.Pelekukan terjadi di daerah sekat metaphase atau bidang ekuatorial.
f) Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah
terjadi oleh interaksi antara pemintal mitotik, sitoskeleton aktomiosin
dan fusi sel, dan menghasilkan dua sel anak
yang identik. Sitokinesis pada sel tumbuhan
berlangsung dengan cara yang berbeda. Sitoplasma dibagi dua oleh pembentukan
dinding sel baru di dalam sel induk.Sekat sel mulai terbentuk di bidang antara
dua nukeus anakan.Sekat sel berhubungan dengan sisa mikrotubul kutub gelendong
mitotic yang membentuk suatu struktur yang disebut fragmoplas.Struktur ini
mengandung dua perangkat mikrotubul yang berhadapan. Vesikuli kecil yang
berasal dari kompleks golgi dan berisi prazat dinding sel tersusun sepanjang
mikrotubul disebelah menyebelah fragmoplast dan diangkut kearah bidang
ekuatorial yang selanjutnya membentuk sekat sel.
v Sitokinesis
terdiri atas dua macam, yaitu:
a.) Disjunctive
Sitokinesis yang disjunctive, menghasilkan sel-sel anak yang lepas-lepas.
a.) Disjunctive
Sitokinesis yang disjunctive, menghasilkan sel-sel anak yang lepas-lepas.
Contoh: Profiliferasi
limfosit dalam reaksi immune, sehingga terbentuk klon. Sel tidak berhubungan /
berlekatan satu sama lain
b.) Astral
b.) Astral
Sitokinesis
astral menghasilkan sel-sel anak yang masih berhubungan / berlekatan. Contoh: Cleavage pada zygote membentuk
blastula. Tiap sel dalam blastula (blastomer) masih berlekatan dan berhubungan.
Hubungan antara sel bersebelahan berupa gap junction, yang merupakan tempat
keluar masuk / transport berbagai bahan bermolekul kecil, ion, air, dan juga
terjadi perimbangan muatan listrik.
- Fasa G (gap)
Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2
adalah fase sintesis zat yang
diperlukan pada fase berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2
sekitar 2 jam, sedangkan interval fase G1 sangat bervariasi antara 6
jam hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu lama,
dikatakan berada pada fase G0 atau “quiescent”. Pada fase ini, sel
tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan
proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G0 dapat
memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G0.
Sel tersebut dapat masuk kembali ke fase G1 oleh stimulasi antara
lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau
asupan nutrisi.
- Interfase
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis
dengan yang lain. Jedah tersebut termasuk fase G1, S, G2.
Interfase terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap G1, S dan
G2.G1 dimana terjadi aktivitas biosintesa yang tinggi.Sel sedang aktif
mensintesa ARN (transkripsi) dan protein (transisi) serta membentuk sitoplasma
baru, yang nantinya merupakan bahan untuk membina sel anak.Peristiwa ini
mendorong inti dan sitoplasma membesar.Lama G1 30-40% dari waktu daur.
Tahap S yaitu merupakan tahap replikasi dan transkripsi DNA, Dengan demikian sel anak mengandung bahan genetis yang sama dengan sel induk. Lamanya juga 30-40% dari waktu satu daur Tahap G2 merupakan tahap persiapan diri sel untuk membelah. Nukleus masih nyata dibungkus membran inti mengandung satu atau lebih nucleolus. Dua sentrosom muncul di luar inti, terbentuk selama awal interfase melalui proses replikasi dari sentrosom tunggal. Mikrotubul meluas dari sentrosom dalam susunan radial dinamakan aster).Kromosom telah menduplikasi (selama fase S) tetapi dalam keadaan ini tidak dapat dibedakan sendiri-sendiri, karena masih dalam bentuk serabut kromatin yang terkemas longgar.Pada periode ini semua bahan sitoplasma dan organel menjadi rangkap dua.Lamanya 10-20% dari waktu daur.
Tahap S yaitu merupakan tahap replikasi dan transkripsi DNA, Dengan demikian sel anak mengandung bahan genetis yang sama dengan sel induk. Lamanya juga 30-40% dari waktu satu daur Tahap G2 merupakan tahap persiapan diri sel untuk membelah. Nukleus masih nyata dibungkus membran inti mengandung satu atau lebih nucleolus. Dua sentrosom muncul di luar inti, terbentuk selama awal interfase melalui proses replikasi dari sentrosom tunggal. Mikrotubul meluas dari sentrosom dalam susunan radial dinamakan aster).Kromosom telah menduplikasi (selama fase S) tetapi dalam keadaan ini tidak dapat dibedakan sendiri-sendiri, karena masih dalam bentuk serabut kromatin yang terkemas longgar.Pada periode ini semua bahan sitoplasma dan organel menjadi rangkap dua.Lamanya 10-20% dari waktu daur.
v Siklus
sel diatur oleh tiga macam molekul sebagai faktor pengontrol yaitu:
1. S-fase activator yang
mengaktifkan fase S dan terdapat hanya pada sitoplasma fase S yang bekerja
memulai sintesis DNA (menginduksi untuk memulia terjadinya replikasi DNA).
2. M-fase
promoting factor yang hanya ada pada sitoplasma fase M yang menyebabkan
kondensasi kromosom.
3. M-fase delaying faktor.
H. CEK POIN PADA SIKLUS SEL
Aktivitas
selular yang terjadi pada cekpoin, tidak dapat berlangsung tanpa enzim intraselular
yang disebut CDK.
Holoenzim CDK aktif terdiri dari
sub-unit katalitik
dan sub-unit kendali siklin. Tiap siklin disintesis pada
tahap terkait dari fase siklus sel. Sebagai contoh, siklin E disintensis pada
akhir fase G1 hingga awal fase S, sedangkan siklin A disintesis
sepanjang interval fase S dan G2, dan siklin B disintesis sepanjang
fase G2 dan M. Oleh sebab itu, sub-unit katalitik tidak dapat
teraktivasi, hingga siklin yang diperlukan selesai disintesis.
Ikatan
yang dibentuk antara sub-unit siklin dan sub-uni katalitik membutuhkan proses fosforilasi
pada treonina
oleh enzim lain yang disebut CAK, yang terdiri dari siklin
H dan CDK7.
Regulasi
yang lain adalah deaktivasi CDK oleh fosforilasi domain pengikat ATP oleh enzim kinase yang lain.
Deaktivasi tersebut dapat diaktivasi kembali oleh fosfatase
dari jenis CDC25. Keberadaan protein inhibitor CDK juga merupakan bentuk
regulasi terhadap CDK. Satu jenis penghambat CDK termasuk p21CIP1, p27KIP1, dan
p57KIP2; sedangkan jenis yang lain menghambat siklin D/CDK4 atau siklin-6 CDK,
antara lain p16INK4, p15INK4B, p18INK4C, dan p19INK4D. Sintesis, aktivitas dan
degradasi penghambat ini berada dalam regulasi yang merespon sinyal mitogenik
dan antimitogenik, seperti sinyal parakrin dari TGF-β. Regulasi terhadap CDK di atas
menentukan kecepatan terpicunya transisi fase dalam siklus sel, setelah CDK
teraktivasi, transisi ke fase berikutnya akan segera terjadi, walaupun jenjang
reaksi pada fase berlangsung, belum selesai.
a. Transisi G0 ke G1
Fasa
transisi dari fase G0 ke fase G1 disebut fase prima atau
fase kompetensi replikatif,[7]
pada hepatosit,
fase prima dipicu oleh sekresi sitokina IL-6 dan TNF-α oleh sel Kupffer
yang menyebabkan hepatosit kehilangan sebagian massanya. Potensi proliferasi
hepatosit setelah kehilangan sebagian massanya.
Berbagai
protein disintesis pada fase G1 setelah sel meninggalkan fase G0,
beberapa ribosom
baru dibuat untuk mempercepat sintesis protein.
Sejumlah
protein yang dihasilkan berupa enzim untuk mengembalikan fungsi metabolik yang
hilang saat sel berada pada fase G0, seperti enzim yang dibutuhkan
untuk sintesis isoprenoid, zat yang diperlukan
untuk aktivitas onkogen Ras dan sintesis poliamina, yang mempunyai
banyak fungsi termasuk menyediakan ikatan ionik dengan asam
nukleat. Onkogen Ras disintesis sebagai protein prekursor dan membutuhkan
proses paska-translasi sebelum dapat menjadi aktif dan melakukan transformasi
sel.
Enzim
lain yang berperan dalam sintesis DNA, seperti timidina kinase, DNA
polimerase dan histon
juga dihasilkan ribosom pada fase G1.
b. Transisi ke fase S
Transisi
ke fase S dari fase G1 dikendalikan oleh dua buah cekpoin, yaitu
"kompetensi" dan "restriksi" yang terletak sekitar 12 dan 2
jam sebelum fase S dimulai. Paling tidak diperlukan tiga faktor pertumbuhan
untuk melewati dua cekpoin ini, yaitu PDGF, EGF dan IGF-1.
Pencerap
faktor pertumbuhan merupakan protein kompleks yang terbentak seluas membran sel
dengan domain yang dapat mengenali faktor pertumbuhan di dalam periplasma dengan sangat
khusus. Ligasi yang terjadi dengan ligan akan menginduksi transmisi sinyal ke dalam sitoplasma
melalui aktivasi enzim
tirosina
kinase. Sinyal sitoplasmik yang disebut "kurir sekunder", dapat
berupa berbagai protein
yang telah mengalami fosforilasi oleh enzim kinase, seperti molekul
kecil inositol fosfatase dan AMP; atau ion, seperti Ca2+,
H+, dan Zn2+; kemudian diteruskan oleh menuju inti sel. Di
dalam inti sel,
gen kemudian
teraktivasi sebagai respon terhadap "kurir sekunder" ini.
c. Fasa S
Pada
eukariota, berbagai aktivator (bahasa
Inggris: multiple points of origin)
diperlukan sebagai persiapan untuk memasuki fase S guna melakukan replikasi
DNA, pada prokariota, hanya terdapat aktivator tunggal. Fasa S dimulai
dengan terjadinya paparan pulsa (bahasa
Inggris: pulse exposure)
dengan [3H].timidina pada sel, kemudian
terjadi paparan lanjutan (bahasa Inggris: chase procedure) non-radioaktif
dengan timidina "dingin".
Kedua prosedur tersebut menghasilkan beberapa titik replikasi yang mulai nampak
terjadi pada beberapa kromosom pada rantai ganda DNA.
Pada
titik replikasi, rantai ganda DNA memisahkan diri menjadi dua untai tunggal,
sehingga nampak seperti garpu. Pada tiap untai, terjadi sintesis untai DNA yang
baru, dengan dimulai oleh molekul primer, atau molekul oligonukleotida
pendek, dan diikuti oleh molekul-molekul lain dengan enzim DNA
polimerase, membentuk rantai ganda DNA yang baru.
Molekul
primer itu disebut RNA primer, yang disintesis
dengan enzim RNA polimerase atau dikenal
sebagai enzim primase, dari RNA tertentu yang
bersifat komplemen
dengan salah satu area kromosom pada untai DNA. Primosom merupakan sebutan bagi
seluruh kompleks yang berikatan dengan RNA primer.
Polimerisasi
untai DNA yang baru bergerak dari tiap-tiap primosom pada titik 5' untai baru
ke titik 3' untai baru. Untai baru yang bergerak dengan arah dari titik 3'
untai induk ke 5' untai induk disebut untai awal, sedang untai baru
yang bergerak sebaliknya disebut untai akhir. Untaian DNA baru
dari RNA primer hingga tepat sebelum RNA primer berikutnya disebut fragmen Okazaki, sesuai
nama ilmuwan Reiji Okazaki yang pertama
kali berhasil mengamati proses polimerasi pada replikasi DNA. Saat polimerasi
untai DNA yang baru menyentuh RNA primer pada fragmen Okazaki berikutnya,
aktivitas eksonuklease enzim DNA
polimerase akan menghancurkan RNA primer pada fragmen tersebut untuk meneruskan
untai polimernya hingga menyentuh untai polimer berikutnya, setelah itu enzim DNA ligase
akan menyambung kedua untai polimer itu menjadi satu. Titik 5' merupakan letak gugus
5' fosfat,
sedang titik 3' merupakan letak gugus 3' OH dari molekul gula deoksiribosa. Ikatan yang
terjadi antara kedua gugus ini disebut ikatan fosfodiester.
Polimerasi
untai DNA yang baru terhenti hingga bagian ujung kromosom yang
disebut telomer.
Pada bagian ini, enzim telomerase akan menyambung untaian tersebut dengan deretan
molekul RNA sebagai penanda antar kromosom. Pada manusia, berkas yang
disisipkan antar kromosom adalah TTAGGG. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa
rentang telomer pada manusia lambat laun menjadi lebih pendek dengan
pertambahan usia, pengamatan ini membuahkan teori penuaan telomer
yang masih diteliti hingga saat ini.
BAB III
PENUTUP
Ø KESIMPULAN
1. - Pembelahan
sel prokariotik, pembelahan
sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel,
duplikasi materi genetik, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang
didahului dengan pembentukkan dinding sel baru.
-Pembelahan
sel eukariotik adalah hal
pembagian material genetik secara persis sama adalah lebih kompleks.
2. Pembelahan sel ada 2 jenis, yaitu secara
langsung (amitosis) dan tidak langsung (mitosis, dan meiosis:pembelahan
reduksi)
a.
-Pembelahan sel secara amitosis adalah pembelahan sel yang tidak melalui urutan tahap-tahap
tertentu yang didahului dengan pembelahan inti tanpa pembentukan benang-benang
kumparan sperma (kromosom).
b.
- Pembelahan sel secara mitosis adalah proses pembelahan sel secara tidak langsung, karena
pembelahan inti didahului dengan pembentukan benang-benang kumparan sperma yang berlangsung pada sel somatic
dan sel nutfah (germ cell).
-Pembelahan
sel secara meiosis adalah
proses pembelahan sel di mana jumlah kromosom per sel ,dibelah dua.
3.
Siklus pada sel yaitu serangkaian
kejadian dengan urutan tertentu berupa duplikasi kromosom sel dan organel
didalamnya yang mengarah ke pembelahan sel. Pada eukariotik (sel bernukleus),
proses perbanyakan atau sintesis bahan genetik terjadi sebelum berlangsungnya
proses pembelahan sel, mitosis atau meiosis dan
merupakan fungsi sel yang paling
mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah besar DNA
di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil
duplikasi tersebut hingga terjadi dua sel baru yang identik.
Ø SARAN
Sebagai
seorang calon perawat disarankan supaya kita mendalami ilmu tentang sel sebagai
pengetahuan dasar dalam mata kuliah biologi maupun anatomi dan fisiologi.
Daftar pustaka
http://biologimediacentre.com/reproduksi-sel-2-amitosis-dan-mitosis-plus-video-animasi/
di akses tanggal 25 Oktober 2012 pukul 12.13 WIB.
http://catatanbiomedis.blogspot.com/2011/11/pengertian-siklus-sel-cell-cycle-i.html
di akses tanggal 25 Oktober 2012 pukul 12.25 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelahan_sel di
akses tanggal 25 Oktober 2012 pukul 12.54 WIB.
http://khairul-anas.blogspot.com/2011/12/tahap-tahap-pembelahan-meiosis-dan-ciri.html
di akses tanggal 25 Oktober 2012 pukul 13.14 WIB.
http://samudra-fox.blogspot.com/2011/11/makalah-biologi-pembelahan-meiosis.html
di akses tanggal 25 Oktober 2012 pukul 13.31 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_sel
di akses tanggal 25 Oktober 2012 pukul 13.55 WIB.
http://zaifbio.wordpress.com/2012/03/29/pembelahan-sel/
di akses tanggal 25 Oktober 2012 pukul 14.17 WIB.
terimaksih postingan anda sangat bermanfaat sekali
BalasHapuslanjutkan...
hamzahalfarisi.student.ipb.ac.id